Sikap Terhadap Yahudi di AL-BAQARAH Ayat 104-112
Posted by fienso.com on 6:12:00 AM
Setelah ayat sebelumnya dipenuhi cerita tentang sikap kaum Yahudi terhadap para nabi dan rasul, malaikat, dan Allah SWT, maka pada AL-BAQARAH Ayat 104-112, Allah SWT ingin menyampaikan pesan kepada kaum muslimin bersikap yang berbeda dengan kaum Yahudi. Di antara sikap tersebut antara lain:
1. Tidak menggunakan kata "Ra'ina" (perhatikan keadaan kami) yang mengandung sikap penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW sebab kata-kata tersebut dahulu digunakan oleh nenek moyang kaum Yahudi untuk menghina dan mengolok-olok para nabi dan rasul Allah.
2. Allah mengganti kata "Ra'ina" tersebut dengan kata "Undzurna" yang memiliki arti sama, tetapi mengandung sisi kemuliaan dalam berkomunikasi dengan Rasulullah SAW.
Melalui penggantian tersebut, Allah SWT hendak menegaskan yang lebih besar dan lebih dahsyat lagi bahwa berbagai penggantian (nasakh) akan dimunculkan oleh Allah SWT untuk menyesuaikan hukum dengan kondisi zaman sebab nasakh-mansukh merupakan hak preregatif Allah SWT. Segala yang menasakh dipastikan lebih baik atau sebanding dengan yang dibatalkan (mansuh). (QS. Al-Baqarah: 106). Di antara hal besar yang dinasakh adalah:
1. Hukum-hukum yang terdapat di dalam kitab Taurat dan Injil dinasakh dengan hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
2. Kiblat kaum muslimin yang semula ke Bait Al-Maqdis diganti (dinasakh) dengan menghadap ke Bait Al-Haram pada tahun ke-2 Hijriyah.
Penggantian itu juga memiliki arti bahwa kaum Yahudi yang semula mengikuti ajaran Taurat dan Injil, jika benar-benar mereka beriman kepada Allah dan nabi Musa serta Isa AS, maka mereka akan tunduk kepada perintah perubahan dan penggantian tersebut, karena semuanya berasal dari Allah SWT, Tuhan mereka dan Tuhan yang mengutus Rasulullah SAW.
Lebih jauh lagi ketundukan mereka kepada hukum yang berlaku di dalam Taurat dan Injil, pasca turunnya Al-Qur'an harus segera berubah kepada hukum Al-Qur'an karena Al-Qur'an lebih up date, telah diperbarui dan telah disempurnakan sampai akhir zaman.
Hal tersebut juga berarti bahwa sejak datangnya Muhammad SAW, kaum Yahudi harus meninggalkan Taurat dan Injil serta pindah mengikuti hukum Al-Qur'an. Jika tidak demikian, maka berarti mereka ingkar (kafir) dan perbuatan mereka tidak akan diterima oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Barang siapa mengikuti ajaran agama selain Islam, maka ia tidak diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali Imran: 85).
Hal tersebut karena kemutlakan mengganti hukum, kitab suci, dan nabi/ rasul, sesungguhnya terletak di tangan Allah SWT melalui kemutlakan kekusaan dan kehendak-Nya. Maka semua bentuk angan-angan orang-orang Yahudi seperti pandangan bahwa yang akan masuk surga hanyalah mereka dan jika mereka masuk neraka hanya beberapa hari saja, maka angan-angan semacam itu hanyalah isapan jempol semata, alat menghibur diri yang lemah, dan angan-angan yang tidak terbukti saat di bawa mati. (QS Al-Baqarah: 111).
Perhatikanlah firman Allah SWT yang menegaskan bahwa mereka yang akan mendapat pahala di sisi Tuhannya adalah: Islam (menyerahkan diri kepada Allah) dan berbuat baik (beramal shaleh) yang disertai niat ihlas karena Allah SWT.
Demikianlah penafsiran ringkas surat Al-Baqarah ayat 104-112, semoga Allah SWT memberikan pepahaman yang lebih baik terhadap Al-Qur'an dan menambah kedalaman pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Amien.
(*Disarikan dari kajian Tafsir Al-Qur'an oleh Dr. M. Hariyadi, MA, di Masjid Al-Arsy, Bukit Mahoni tgl 26 juni 2013).
Teguh S (Lombok-Cepos) Jkt
08567789372 PIN 292C0E1F
1. Tidak menggunakan kata "Ra'ina" (perhatikan keadaan kami) yang mengandung sikap penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW sebab kata-kata tersebut dahulu digunakan oleh nenek moyang kaum Yahudi untuk menghina dan mengolok-olok para nabi dan rasul Allah.
2. Allah mengganti kata "Ra'ina" tersebut dengan kata "Undzurna" yang memiliki arti sama, tetapi mengandung sisi kemuliaan dalam berkomunikasi dengan Rasulullah SAW.
Melalui penggantian tersebut, Allah SWT hendak menegaskan yang lebih besar dan lebih dahsyat lagi bahwa berbagai penggantian (nasakh) akan dimunculkan oleh Allah SWT untuk menyesuaikan hukum dengan kondisi zaman sebab nasakh-mansukh merupakan hak preregatif Allah SWT. Segala yang menasakh dipastikan lebih baik atau sebanding dengan yang dibatalkan (mansuh). (QS. Al-Baqarah: 106). Di antara hal besar yang dinasakh adalah:
1. Hukum-hukum yang terdapat di dalam kitab Taurat dan Injil dinasakh dengan hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
2. Kiblat kaum muslimin yang semula ke Bait Al-Maqdis diganti (dinasakh) dengan menghadap ke Bait Al-Haram pada tahun ke-2 Hijriyah.
Penggantian itu juga memiliki arti bahwa kaum Yahudi yang semula mengikuti ajaran Taurat dan Injil, jika benar-benar mereka beriman kepada Allah dan nabi Musa serta Isa AS, maka mereka akan tunduk kepada perintah perubahan dan penggantian tersebut, karena semuanya berasal dari Allah SWT, Tuhan mereka dan Tuhan yang mengutus Rasulullah SAW.
Lebih jauh lagi ketundukan mereka kepada hukum yang berlaku di dalam Taurat dan Injil, pasca turunnya Al-Qur'an harus segera berubah kepada hukum Al-Qur'an karena Al-Qur'an lebih up date, telah diperbarui dan telah disempurnakan sampai akhir zaman.
Hal tersebut juga berarti bahwa sejak datangnya Muhammad SAW, kaum Yahudi harus meninggalkan Taurat dan Injil serta pindah mengikuti hukum Al-Qur'an. Jika tidak demikian, maka berarti mereka ingkar (kafir) dan perbuatan mereka tidak akan diterima oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Barang siapa mengikuti ajaran agama selain Islam, maka ia tidak diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali Imran: 85).
Hal tersebut karena kemutlakan mengganti hukum, kitab suci, dan nabi/ rasul, sesungguhnya terletak di tangan Allah SWT melalui kemutlakan kekusaan dan kehendak-Nya. Maka semua bentuk angan-angan orang-orang Yahudi seperti pandangan bahwa yang akan masuk surga hanyalah mereka dan jika mereka masuk neraka hanya beberapa hari saja, maka angan-angan semacam itu hanyalah isapan jempol semata, alat menghibur diri yang lemah, dan angan-angan yang tidak terbukti saat di bawa mati. (QS Al-Baqarah: 111).
Perhatikanlah firman Allah SWT yang menegaskan bahwa mereka yang akan mendapat pahala di sisi Tuhannya adalah: Islam (menyerahkan diri kepada Allah) dan berbuat baik (beramal shaleh) yang disertai niat ihlas karena Allah SWT.
Demikianlah penafsiran ringkas surat Al-Baqarah ayat 104-112, semoga Allah SWT memberikan pepahaman yang lebih baik terhadap Al-Qur'an dan menambah kedalaman pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Amien.
(*Disarikan dari kajian Tafsir Al-Qur'an oleh Dr. M. Hariyadi, MA, di Masjid Al-Arsy, Bukit Mahoni tgl 26 juni 2013).
Teguh S (Lombok-Cepos) Jkt
08567789372 PIN 292C0E1F
Categories: Ustad Teguh